Feeds:
Posts
Comments

Archive for the ‘Tekhno’ Category

Setelah tahu kulit-kulit dari QCC (refer ke-posting “sekilas qcc”.), so coba sekarang kita breakdown. Itung-itung belajar bikin project gitu …..

Namun, sebelum kita masuk ke Step 1, ada step pra-1 (hehehe.. maksain). Maksudnya kita buat dulu rencana kegiatnnya berupa Time Line untuk ke-8 langkah dalam pembuatan project QCC.

Timeline ini berisi plan-plan yang akan kita lakukan dan dicompare dengan actual nantinya. Biasanya berdasarkan Weekly biar nggak terlalu panjang timelinenya. Misalkan plan project kita selama 4 bulan untuk menyelesaikan satu project, tinggal kita masukkan saja tiap-tiap langkah dalam time line selama 4 bulan tsb.

Untuk lebih jelasnya, berikut contoh Rencana Kegiatan. Untuk Kolom Actual (A) diisi sesuai dengan actual yang kita lakukan dalam menyelesaikan suatu project. Kemungkinan bisa tepat waktu maupun sedikit bergeser dari Plan.

Nah, kalau sudah ter-plankan dengan baik, sekarang coba kita jalankan Langkah-langkahnya sesuai dengan Rencana Kegiatan (Jangan lupa untuk meng-update kolom actual ya….).

  1. Menentukan Tema.

Dalam menentukan tema, biasanya mengacu pada aspek quality, cost, delivery, safety maupun productivity. Dalam menentukan tema dapat dibantu oleh data yang bisa berbentuk check sheet atau laporan harian.

Misalnya tema : Reduce Corrosion NG pada produk “XXX”.

Alasan Pemilihan tema:

a. Corrosion NG merupakan “Top Defect” dari Departemen Production.

b. Lost cost cukup besar jika melakukan process “re-check” untuk NG tersebut.

  1. Menetapkan Target.

Target diperlukan sebagai tolok ukur keberhasilan QCC. Kita dapat menetapkan target atas kesepakatan team. Tentunya dengan berdasarkan data, kebijakan manajemen maupun permintaan konsumen.

Target yang dibuat harus bersifat SMART ( Specific, Measurable, Achievable, Reasonable, dan Time-based).

Misal Target QCC : Reduce Corrosion NG pada produk “XXX” dari 1.25% menjadi 0.5% dalam jangka waktu 3 bulan.

  1. Analisis Kondisi Yang Ada

Analisis Kondisi diperlukan untuk mendapatkan gambaran detil dari masalah. Dari Analisis ini dapat didapatkan berbagai data actual yang terjadi dalam proses yang berpengaruh terhadap masalah yang dihadapi.

Kita dapat menggunakan Diagram Tulang ikan (Fish Bone Diagram) untuk melakukan Analisis Kondisi yang ada.

Berikut contoh Fishbone diagram.

  1. Analisis Sebab Akibat

Data yang kita peroleh dalam Analisis Kondisi yang ada (FishBone Diagram) perlu dipertajam kembali. Analisis dalam langkah ini bertujuan untuk mendapatkan berbagai akar penyebab dari permasalahan yang dihadapi, yang perlu ditindak lanjuti dalam menyelesaikan masalah.

Berikut contoh Analisis Sebab Akibat.

  1. Rencana Penanggulangan.

Setelah kita ketahui akar-akar permasalahannya, maka perlu disusun suatu Rencana Penaggulangan. Rencana Penanggulangan dibuat secara jelas agar dapat dipahami oleh seluruh anggota team.

  1. Penanggulangan.

Dalam langkah ini dilakukan proses penanggulangan sesuai dengan rencana penanggulangan sebelumnya. Perlu dicatat actual compare dengan rencana yang dibuat. Pembandingan diperlukan karena seringkali actual prosesnya tidak sesuai dengan rencana awal.

  1. Evaluasi Hasil

Evaluasi dilakukan untuk membandingkan antara target yang ditentukan dengan kondisi actual yang didapatkan setelah dilakukan penanggulangan. Selain terhadap target, evaluasi juga mengacu pada aspek quality, cost, delivery, safety maupun productivity.

  1. Standarisasi dan Tindak Lanjut.

Ini merupakan langkah terakhir sehingga permasalahan yang sama tidak terulang atau bisa diminimalkan. Dalam tahap ini, biasanya dimunculkan juga rencana project berikutnya.

OK deh, kedelapan langkah sudah kita lakukan. So, sebuah project harusnya sudah rampung dikerjakan. Tinggal mematangkan sedikit teknik presentasi untuk show didepan ”bos” ataupun ”dewan juri” jika memang ada kompetisi pembuatan QCC ditempat kerja kita masing-masing.

Selamat ber-QCC dan Good Luck ……………………

Read Full Post »

Wah jadi tahu sedikit nih tentang teknologi dalam hal traffic light.

Walaupun cuman copast (copy paste) dari milis, gak apa-apa ya, yang penting ilmunya bisa disharing hehehe……

ATCS (Automatic Traffic Light Control System) telah digunakan pada kota-kota besar seperti

Jakarta, Bandung, Surabaya untuk mencegah terjadinya kemacetan.

Tetapi meningkatnya jumlah kendaran menyebabkan ATCS berfungsi kurang optimal. Untuk itu dibuat sistem ATCS yang dapat bekerja menentukan lama penyalaan lampu hijau secara otomatis berdasarkan distribusi kepadatan. Sistem ini mengontrol lampu Lalu Lintas otomatis dengan menggunakan kamera berbasis mikrokontroller.

Kamera digunakan sebagai pengamat kepadatan kendaraan pada suatu persimpangan. Hasil pengamatan diolah PC sehingga diperoleh persentase kepadatan pada tiap-tiap jalur.



Mikrokontroller bekerja menyalakan lampu lalu lintas secara default kontrol yaitu searah dengan arah jarum jam. Jika PC terkoneksi dengan mikrokontroller maka mikrokontroller mengirimkan informasi jalur mana yang lampu hijaunya akan menyala. Kemudian PC mengolah gambar persimpangan dan menentukan besarnya persentase kepadatan serta lama penyalaan lampu hijau untuk jalur yang telah ditentukan. Apabila tidak ada koneksi antara PC dan mikrokontroller maka lama penyalaan lampu hijau adalah 6 detik.

Persentase kepadatan pada tiap-tiap jalur juga dipengaruhi dari persimpangan sebelumnya yang terhubung pada tiap-tiap jalur secara simulasi. Sistem ini dapat bekerja menentukan lama penyalaan lampu hijau dengan persentase keberhasilan sebesar 100%.

Pada umumnya arah perpindahan lampu lalu lintas dapat diatur sesuai dengan arah jarum jam (clockwise) atau berlawanan arah jarum
jam (counter clockwise).

Lampu lalu lintas bekerja secara bergantian pada tiap jalur sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan dengan urutan menyala
lampu hijau, lampu kuning dan lampu merah.

Sumber : Milis smokingcorner (smokingcorner)

Read Full Post »

Sekilas QCC………..

QCC…. ?!? 🙂 Ya, QCC. Quality Control Circle atau bahasa lainnya GKM alias Gugus Kendali Mutu.

Kamu-kamu yang berkecimpung dalam dunia karyawan/buruh/jongos pasti tak asing dengan kata-kata tersebut. Kenapa?? karena hampir setiap saat, setiap waktu para bos-bos selalu teriak – teriak kata-kata QCC, saving Cost, perbaikan Mutu dan semacamnya.

Apaan sih QCC dan bagaimana seluk beluknya? Mari kita tengok sekejap :-), ya sekejap saja alias kulit-kulitnya.

Bicara QCC tidak terlepas dari bicara tentang kualitas suatu barang. Siapa sih yang gak mau barang berkualitas tinggi. Kualitas suatu barang mutlak diperlukan karena banyak sekali alasannya, yang utama yaitu menjaga agar konsumen tetap memakai produk suatu perusahaan tertentu yang ujung-ujungnya adalah profit perusahaan semakin tinggi. Ya betul, UUD (ujung-ujungnya duit).

QCC bisa diartikan sebagai salah satu upaya perbaikan mutu/kualitas. Bahkan seringkali diadakan semacam kompetisi perlombaan QCC diperusahaan-perusahaan.

Dalam QCC dikenal 8 Langkah-langkah QCC yaitu.

1.Menentukan Tema

2.Menetapkan Target

3.Analisis Kondisi yang Ada

4.Analisis Sebab-Akibat

5.Rencana Penanggulangan

6.Penanggulangan

7.Evaluasi Hasil

8.Standarisasi dan Tindak-Lanjut

Untuk menunjang langkah-langkah tersebut ada tool-tool (perlengkapan) yang disebut 7 QC Tool, yaitu:

1.Flow Chart (dengan Stratifikasi).

2.Check Sheet  atau Lembar Pengumpulan Data.

3.Histogram.

4.Diagram Scatter.

5.Diagram Pareto.

6.Diagram Sebab-Akibat.

7.Control Chart atau Peta Kendali.

Simple khan :-). Nah ayo ber-QCC ria……………

Read Full Post »